Pembakaran lahan merupakan suatu peristiwa terbakarnya lahan baik yang
disebabkan oleh factor kesengajaan maupun kelalaian sehingga lahan
terbakar,baik terkendali maupun tidak terkendali. Permasalahan dalam penelitian
ini adalah bagaimana pertanggungjawaban pidana pelaku yang turut serta
melakukan pembakaran lahan dalam putusan pengadilan negeri teluk kuantan
nomor 182/PID.B/LH/2020/PN TLK dan bagaimana modus operandi pembakaran
lahan
dalam
putusan
pengadilan
negeri
teluk
kuantan
nomor
182/PID.B/LH/2020/PN TLK.Penulis menggunakan metode penelitian hokum
normative dengan cara mengkaji data-data yang diperoleh, dan sifat penelitiannya
deskriftif dengan cara memberikan gambaran secara jelas dan terperinci mengenai
pertanggungjawaban pidana pelaku yang turut serta melakukan pembakaran lahan
studi putusan pengadilan nomor 182/PID.B/LH/2020/PN TLK dilakukan
berdasarkan fakta-fakta hokum dan berdasarkan keterangan saksi-saksi,
keterangan terdakwa, dan barang bukti, dan ditetapkan melanggar ketentuan
pidana pasal 108 jo pasal 56 ayat (1) UU No.39 Tahun 2014 tentang Perkebunan
jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Pertanggungjawaban pidana oleh terdakwa
terhadap perbuatan yang lakukannya maka terdakwa dengan pidana penjara
selama 1 tahun 6 bulan serta pidana denda Rp.1.000.000.000.00 ( satu miliar
rupiah ) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar maka diganti dengan
pidana kurungan selama 2 bulan Modus operandi pembakaran lahan studi putusan
nomor 182/PID.B/LH/2020/PN TLK dengan cara membakar tumpukan steking
kayu pada lahan dengan menggunakan mancis pribadi merek dunhil yang
menyebabkan pencemaraan udara di sekitar wilayah tersebut.