Ikan patin merupakan salah satu bahan panggan yang mudah membusuk dan
cepat rusak, sehingga sering diawetkan. Terdapat beberapa cara untuk
mengawetkan ikan patin, diantaranya adalah pengawetan dengan metode
pengasapan. Dengan melakukan pengasapan, maka ikan patin tersebut akan
mempunyai lebih banyak nilai tambah. Seperti mengubah cita rasa dan juga bisa
memperpanjang masa simpan dari ikan patin, kerena pada umumnya bahan baku
dari hasil pertanian itu tidak bertahan lama atau cepat busuk, maka dengan
melakukan pengasapan bisa membuat masa simpan dari ikan patin akan bertahan
lebih lama dan juga memiliki cita rasa yang berbeda. Salah satu usaha yang
bergerak di bidang pengolahan ikan adalah usaha Ikan Patin Asap dengan
menggunakan metode Rumah Asap yang berlokasi di Desa Kampung Baru
Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui seberapa besar produksi, biaya produksi, pendapatan,
efisiensi, dan nilai tambah dari usaha ikan patin asap di Desa Kampung Baru
Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi. Metode analisis data yang
digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dengan menggunakan
kalkulator dan Excel. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Rata-rata
Produksi usaha Ikan Patin Asap dengan menggunakan metode Rumah Asap di Desa
Kampung Baru adalah sebesar 22,5 kg ikan patin segar kemudian diolah akan
menghasilkan 12,9 kg ikan patin asap, rata-rata Biaya Produksi yang dikeluarkan
pengusaha adalah sebesar Rp. 647.108/proses produksi, rata-rata Pendapatan Kotor
adalah sebesar Rp 1.038.000/proses produksi, rata-rata Pendapatan Bersih adalah
sebesar Rp 390.891/proses produksi, dengan rata-rata nilai Efisensi sebesar 1,59,
dan Nilai Tambah yang diperoleh adalah sebesar Rp 18.850/kg dengan rasio Nilai
Tambah sebesar 41,3%.