Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Pendidikan sangat berperan penting dalam sebuah perubahan, baik itu
secara individu maupun secara berkelompok, pendidikan sangat berdampak besar
bagi pengaruh perkembangan masa depan. Membahas tentang pendidikan pastilah
tidak lepas dari kurikulum, karena kurikulum merupakan alat yang sangat penting
bagi keberhasilan suatu pendidikan. Kurikulum ibarat jantung pendidikan, tanpa
kurikulum yang tepat, maka suatu tujuan dan sasaran dari pendidikan akan sulit
dicapai. Langkah pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah
dengan terus memperbarui dan memperbaiki kurikulum. Salah satu kurikulum
yang sedang diupayakan adalah kurikulum merdeka belajar. Merdeka belajar
dimaknai sebagai rancangan belajar yang memberikan kesempatan pada siswa
untuk belajar dengan santai, tenang, tidak merasa tertekan, gembira tanpa stress
dan memperhatikan bakat alami yang dimiliki para siswa. Program merdeka
belajar diharapkan mampu untuk menciptakan anak didik yang dapat berpikir
secara kritis, kreatif dan inovatif ditengah tantangan perkembangan zaman yang
ada, serta dapat menuju pendidikan ideal kemerdekaan dalam berpikir.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi guru pendidikan
agama islam dan budi pekerti tentang kurikulum erdeka belajar di SMA Negeri 1
Sentajo Raya. Jenis penelitian ini adalah kualitiatif deskriptif, adapun teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di laksanakan di SMA Negeri 1 Sentajo
Raya, bahwa persepsi guru pendidikan agama islam dan budi pekerti tentang
kurikulum merdeka belajar secara keseluruhan memiliki persepsi yang baik.
kurikulum merdeka memberikan kemudahandan keluasaan, bukan hanya pada
pihak sekolah dan guru saja melainkan bagi siswa dalam meningkatkan
perkembangan karakter dan minat belajarnya. Persepsi yang baik dan mendukung
tersebut tercermin dari kesediaan para guru untuk mengikuti kebijakan terkait
konsep kurikulum merdeka, khususnya guru Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti yang bahkan merasa terbantu dengan adanya kurikulum merdeka karena
kurikulum ini lebih mengedepankan karakter baik peserta didik maupun guru.